Jan 16, 2015

Awal mula dgn Linux

ini lanjutan cerita mas Adit...

Diam-diam, saya mulai meniru cara belajar mas Adit. Meski tidak pada semua kuliah, tapi setidaknya saya mulai punya banyak waktu selain cuma "ngurusi" kuliah. Waktu luang selain "ngurusi" kuliah, saya manfaatkan untuk belajar yang lain.

Saat itu, saya sudah semester 3. Mas Adit juga sudah berubah status. Dia sekarang jadi mahasiswa S2, sama seperti saya. Jadi, kami lebih sering ketemu di lab komputasi.

Oh ya.., lab komputasi tempat kami penelitian isinya Linux semua. Bahkan ada larangan menyalakan laptop sendiri jika OSnya masih Windows, apalagi jika Windowsnya bajakan. Bisa kena teguran dan dipermalukan. Haha..,

Tentu saja aturan itu membuat saya kesulitan. Maklum saja, saya pengguna windows dan sudah lumayan mahir.

Mau tidak mau, saya harus belajar Linux. Dari nginstall, ndandani, hingga menggunankannya. Alhamdulillah ada mas Adit yang mau mengajari. Maka mulailah saya beraktivitas di lab itu.

Tapi, itu hanya saya lakukan di lab. Di rumah (kost), laptop sy tetap menggunakan windows yang bajakan, termasuk microsoft officenya. Hingga suatu saat mas Adit tahu ttg itu. Dia tahu melalui putty yg saya gunakan untuk menghubungkan antara windows dan linux di lab. Haha..  orang pintar mau dikibulin, gw kalah..

Sejak itu, diskusi ttg software bajakan, mulai ramai di lab. Saya tidak berkutik menghadapi orang-orang pintar dan idealis di lab ini. Bahkan dengan pasrah, saya terima nasehat (baca: ceramah agama) mereka:

"Mas, kita inikan lagi belajar, lagi nuntut ilmu. Masa nuntut ilmu pake software bajakan, ngerjain tugas pake software bajakan, ngerjain tesis pake software bajakan. Trus besok, bikin surat lamaran pake software bajakan juga?"

Astagfirullah..., sy yg alumni UIN, dikenal alim oleh mereka, jenggotan pula. Kini sedang diceramahi oleh mereka yg alumni ITB, lebih muda, dan tidak keliatan lebih alim dari saya. Harga diri mana?!!,

Saya diam membisu, terpojok oleh kebenaran yang sudah tampak nyata. Hening. Lumayan lama. Hingga alhamdulillah hati saya tenang dan mau mengalah..

Sejak itu, saya belajar Linux bukan lagi karena keharusan di lab. Tapi karena saya ingin menghapus Windows bajakan di laptop saya dan menggantinya dgn Linux.

alhamdulillah :)

Share:

0 komentar:

Post a Comment