Mar 18, 2012

Jilbaber masuk lab, salahkah??

“Mba, ujung jilbabnya diselipin ke jas labnya ya? Jas labnya diluar, ujung jilbanya di dalam!! Kalo gak mw, gak bisa masuk lab, gak bisa ikut praktikum!!...”

Aku hanya diam, saat mendengar kalimat perintah itu dari seorang asisten praktikum, bahkan  aku harus membenarkannya dengan mulutku. Terkadang yang lebih parah lagi, aku yang harus mengucapkan kalimat itu.
Ya Allah, andai bisa, ingin rasanya.....

Ukhti  fillah yang dirahmati Allah..
Ingin rasanya, aku membela kalian, pembelaan karena rasa salut, bangga, dan hormat. Sungguh, ada rasa yang tidak rela melihat kalian, tiap kali praktikum di lab ini, idealisme kalian, sebuah idealisme yang punya hujjah kalian titipkan pula di loker-loker. Kalian melangkah masuk lab tidak lagi sebagai jilbaber bahkan sama saja dengan yang lain, tanpa sebuah identitas.  
 Ingin rasanya, aku mendengar bantahan kalian, bantahan yang akan membuatku mengalah. Tidak seharusnya kalian diam, tapi harusnya menjelaskan sesuatu ke kami, agar kita semua tahu tonggak sunnah yang ingin kalian tegakkan. Segala sesuatu yang benar jika dijelaskan dengan baik pasti akan diterima dengan lapang dan penuh penghormatan dan ingatlah idealisme yang kalian miliki adalah sesuatu yang suci dan patut untuk dihormati oleh siapapun!!
Ingin rasanya, aku melihat kalian, praktikum di lab ini tetap sebagai seorang  jilbaber!!

Ukhti  fillah..
Keselamatan lab bukanlah alasan bagi kami untuk memaksa kalian “mengetatkan” jilbab di balik jas praktikum. Tidak ada teori yang mengatakan bahwa jilbab yang besar bisa menganggu kerja kalian di lab bahkan bisa mencelakakan kalian. Allah tidak mungkin mensyariatkan sesuatu jika itu justru bisa mencelakakan hambahNya.
Itu semua hanya asumsi, ketakutan tanpa alasan, atau mungkin sekedar egois yang latah.

Ukhti  fillah..
Maafkan aku, yang sulit untuk melakukan sesuatu...
Share:

0 komentar:

Post a Comment