Jika benar hari ini adalah hari wanita, maka yg terbaik bagi kalian
adalah berhenti sejenak untuk merenung, merenung tentang diri kalian,
tentang kedudukan kalian, tentang kemuliaan kalian.., masih layakkah
sebagai muslimah?!. Entahlah, mudah-mudahan nasehat ini memberi sedikit
rasa sesal atas salah yg telah lalu, dan semangat untuk benar di hari
esok..,
Nasehat untuk wanita Fesbuk
Ukhti…
Sungguh engkau mulia sebagai wanita muslimah, mempunyai kedudukan
terhormat dalam Islam. Engkaulah bidadari penyejuk hati yang memberi
damai dan kelembutan. Engkau mulia karena besarnya pengaruhmu bagi ummat
ini, engkau yang melahirkan kami, engkau pula yang menjadi guru kami,
tempat pertama berlajar mengenal Allah dan syariatnya dan engkau pula
yang menjaga dan menenangkan hati saat resah dan gundah melanda.
Engkaulah kekasih Allah, kekasih kami yang
ridho dan cinta kepadamu.
ridho dan cinta kepadamu.
Tak
akan tersisa, semua itu hanya untukmu, diberikan kepadamu, jika engkau
berpegang teguh kepada sumber kebenaran hakiki, pegangan kita semua.
..“Aku tinggalkan pada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat
selagi kamu berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan
Sunnah Nabi- Nya” [Sabda Rasulullah yg diriwayatkan Imam Malik dalam
Kitab Al-Muwaththa]
Ukhti..., jika engkau takut dan
meragukan diri untuk memperoleh semua itu, maka perhatikanlah petunjuk
Allah dan Rasulnya, renungkan ayat ini: “Wahai Nabi katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min.
Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” [Q.S.
Al-Ahzab : 59]
maka yang pertama setelah engkau beriman… ,
tutuplah auratmu, muliakan rambutmu yang halus itu, paha dan betismu
yang indah itu, lengkung pinggulmu yang subur itu... Jika telah,
alhamdulillah.., dirimu telah melakukan kebaikan, ahsanti wa jazaakillah
khair....., tapi afwan ukti, itu belum cukup untuk memuliakan dirimu!!
Sejenak kuminta dirimu berdiri di depan cermin dan tatap wajah cantikmu....
Ukhti..,
sungguh kuingin engkau menjaganya, menundukkannya, dan tidak membiarkan
siapapun para lelaki (kecuali suami dan mahromu yg lain) untuk
memandangnya.
Ketahuilah..., diantara balutan jilbabmu yang
anggun, ternyata wajahmu selalu berbekas di hati kami. Sekali memandang,
sulit kami melupakannya...selalu saja terbayang jadi khayalan-khayalan
nista, berandai-andai dengan godaan setan laknatullah..
Bukan
kami tidak paham sabda Rasulullah.., “Wahai Ali! Janganlah engkau
mengikuti satu pandangan dengan pandangan lain karena engkau hanyalah
memiliki yang pertama dan tidak untuk yang selanjutnya.” (HR. Al Haakim
dalam Al Mustadrak) dan juga... “Zina kedua mata adalah memandang,
zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah bicara, zina
tangan adalah memegang, dan zina kaki adalah melangkah.”
(Muttafaq’alaih dengan lafazh Muslim)...,
..tapi apalah daya,
dengan cara apa kami bisa berlari..., jika kaki seakan telah terikat di
semua tempat. Di TV, engkau jd artis sinetron yang cantik, di radio
engkau jd biduan bersuara merdu, di ceremonial engkau jd MC yg lembut,
bahkan pelantun ayat-ayat suci al-Qur'an yg mendalu-dalu. Di kampus,
engkau berorasi di hadapan kami, turun ke jalan raya berteriak dengan
suara lembutmu, engkau berlalu-lalang pula di hadapan kami, duduk
bercanda, tertawa bahkan curhat ke kami lengkap dengan semerbak wangi
dan rias wajahmu. Dan yang paling parah ... engkau pajang fotomu di
facebook!!, dengan postingan dan commmet yang aduhai menggodanya,
bermcam-macam jenisnya..."aku masih single lho ^^", "*menanti
pangeran*".., " seandainya dia jadi..", dan banyak lagi yang mw tidak mw
muaranya hanya satu, kamu dan kami akan bercengkrama..
Padahal
jelas perintah Allah: “Katakanlah kepada orang laki- laki yang
beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” [Q.S. An-
Nur: 30]
Wahai ukhti… Mengapa kita sering meremehkan hal
ini? Apakah kita merasa tegar dan kuat? Apakah kita merasa sudah cukup
beriman dan bertaqwa? Apakah kita merasa sudah cukup sholih dan
shalihah? Sehingga merasa bisa tegar menghadapi fitnah syahwat?
Subhanallah...
Perhatikanlah Fudhail bin Iyadh
rahimahullah, seorang alim, seorang shalih, ahli ilmu dan ibadah, 40
tahun tak pernah ia telat untuk mendapat shaf pertama dalam shalat,
namun ia mengatakan dengan tegas, “Sungguh yang yang paling aku
takutkan adalah fitnah wanita...”, fitnah diantara kami dan kamu.
Sungguh beliau sangat memahami sabda Rosulullah, “Tidaklah aku
meninggalkan fitnah setelahku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki
melebihi kaum wanita” (Muttafaqun alaih)
Wahai ukhti…
Tidakkah cukup wajahmu yang manis dan cantik itu hanya untuk suamimu
tercinta ? Suami yang telah Alloh halalkan bersamamu seutuhnya. Yang ia
lebih berhak atas kecantikan dan keindahan tubuhmu. Yang ia pun tak
akan rela lelaki lain menikmati memandanginya. Cukupkanlah wajahmu
bersama saudari- saudarimu sesama muslimah, yang tidak akan timbul
fitnah diantara kalian... dan cukupkanlah ia untuk pengeran-pengeran
surga kelak saat engkau jadi bidadarinya.
Wahai ukhti…
jika engaku telah berhijab, maka tunduklah, sembunyilah dibalik
ketakwaan, dan malulah kepada Allah pemilik jiwa kita. Jangan suguhkan
kerelaan pada sepasang mata yang mengintai wajah dan kehormatanmu.
Jangan biarkan semakin mengganasnya penyakit hati kami, para lelaki yang
lemah iman ini . Janganlah engkau menjadi salah satu dari golongan
wanita penyebab fitnah diantara kaum kami. Jangan pernah Ukhti!!..
karena yang demikian lebih suci bagimu dan bagi kami [Q.S. Al-ahzab :
53]!!
yg terakhir ukhti…, saat kita menikah nanti dan
engkau melahirkan anak kita kelak, maka engkaulah ibu mereka. Engkau
bertanggung jawab mendidik mereka, mengenalkan Allah dan syaritaNya
sebagai bekal dunia - akhirat mereka dan kita. Tentu tidak mudah engkau
pikul.., tapi tahu, ingat, dan istiqomahlah karena tanggungjwab dan
perkara inilah yg menjadikanmu mulia dan berhak untuk ganjaran yang
jauh lebih mulia yakni bakti mereka kepadamu 3x sebelum bakti mereka ke
kami...,maka untukmu ukhti.., belajar, beramal, dan istiqomahlah!!
0 komentar:
Post a Comment