Mar 18, 2012

Untuk Wanita di Harinya

Jika benar hari ini adalah hari wanita, maka yg terbaik bagi kalian adalah berhenti sejenak untuk merenung, merenung tentang diri kalian, tentang kedudukan kalian, tentang kemuliaan kalian.., masih layakkah sebagai muslimah?!. Entahlah, mudah-mudahan nasehat ini memberi sedikit rasa sesal atas salah yg telah lalu, dan semangat untuk benar di hari esok..,

Nasehat untuk wanita Fesbuk

Ukhti… Sungguh engkau mulia sebagai wanita muslimah, mempunyai kedudukan terhormat dalam Islam.  Engkaulah bidadari penyejuk hati yang memberi damai dan kelembutan. Engkau mulia karena besarnya pengaruhmu bagi ummat ini, engkau yang melahirkan kami, engkau pula yang menjadi guru kami, tempat pertama berlajar mengenal Allah dan syariatnya dan engkau pula yang menjaga dan menenangkan hati saat resah dan gundah melanda. Engkaulah kekasih Allah, kekasih kami yang
ridho dan cinta kepadamu.

Tak akan tersisa, semua itu hanya untukmu, diberikan kepadamu, jika engkau berpegang teguh kepada sumber kebenaran hakiki, pegangan kita semua. ..“Aku tinggalkan pada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selagi kamu berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi- Nya” [Sabda Rasulullah yg diriwayatkan Imam Malik  dalam Kitab Al-Muwaththa]

Ukhti..., jika engkau takut dan meragukan diri untuk memperoleh semua itu, maka perhatikanlah petunjuk Allah dan Rasulnya, renungkan ayat ini: “Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” [Q.S. Al-Ahzab : 59]

maka yang pertama setelah engkau beriman… , tutuplah auratmu, muliakan rambutmu yang halus itu, paha dan betismu yang indah itu, lengkung pinggulmu yang subur itu... Jika telah, alhamdulillah.., dirimu telah melakukan kebaikan, ahsanti wa jazaakillah khair....., tapi afwan ukti, itu belum cukup untuk memuliakan dirimu!!

Sejenak kuminta dirimu berdiri di depan cermin dan tatap wajah cantikmu....
Ukhti.., sungguh kuingin engkau menjaganya, menundukkannya, dan tidak membiarkan siapapun para lelaki (kecuali suami dan mahromu yg lain) untuk memandangnya.
Ketahuilah..., diantara balutan jilbabmu yang anggun, ternyata wajahmu selalu berbekas di hati kami. Sekali memandang, sulit kami melupakannya...selalu saja terbayang jadi khayalan-khayalan nista, berandai-andai dengan godaan setan laknatullah..

Bukan kami tidak paham sabda Rasulullah.., “Wahai Ali! Janganlah engkau mengikuti satu pandangan dengan pandangan lain karena engkau hanyalah memiliki yang pertama dan tidak untuk yang selanjutnya.” (HR. Al Haakim dalam Al Mustadrak) dan juga... “Zina kedua mata adalah memandang, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah bicara, zina tangan adalah memegang, dan zina kaki adalah melangkah.” (Muttafaq’alaih dengan lafazh Muslim)...,
..tapi apalah daya, dengan cara apa kami bisa berlari..., jika kaki seakan telah terikat di semua tempat. Di TV, engkau jd artis sinetron yang cantik, di radio engkau jd biduan bersuara merdu, di ceremonial engkau jd MC yg lembut, bahkan pelantun ayat-ayat suci al-Qur'an yg mendalu-dalu. Di kampus, engkau berorasi di hadapan kami, turun ke jalan raya berteriak dengan suara lembutmu, engkau berlalu-lalang pula di hadapan kami, duduk bercanda, tertawa bahkan curhat ke kami lengkap dengan semerbak wangi dan rias wajahmu. Dan yang paling parah ... engkau pajang fotomu di facebook!!, dengan postingan dan commmet yang aduhai menggodanya, bermcam-macam jenisnya..."aku masih single lho ^^", "*menanti pangeran*".., " seandainya dia jadi..", dan banyak lagi yang mw tidak mw muaranya hanya satu, kamu dan kami akan bercengkrama..

Padahal jelas perintah Allah: “Katakanlah kepada orang laki- laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” [Q.S. An- Nur: 30]

Wahai ukhti… Mengapa kita sering meremehkan hal ini? Apakah kita merasa tegar dan kuat? Apakah kita merasa sudah cukup beriman dan bertaqwa? Apakah kita merasa sudah cukup sholih dan shalihah? Sehingga merasa bisa tegar menghadapi fitnah syahwat? Subhanallah...

Perhatikanlah Fudhail bin Iyadh rahimahullah, seorang alim, seorang shalih, ahli ilmu dan ibadah, 40 tahun tak pernah ia telat untuk mendapat shaf pertama dalam shalat, namun ia mengatakan dengan tegas, “Sungguh yang yang paling aku takutkan adalah fitnah wanita...”, fitnah diantara kami dan kamu. Sungguh beliau sangat memahami sabda Rosulullah, “Tidaklah aku meninggalkan fitnah setelahku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki melebihi kaum wanita” (Muttafaqun alaih)

Wahai ukhti… Tidakkah cukup wajahmu yang manis dan cantik itu hanya untuk suamimu tercinta ? Suami yang telah Alloh halalkan bersamamu seutuhnya. Yang ia lebih berhak atas kecantikan dan keindahan tubuhmu. Yang ia pun tak akan rela lelaki lain menikmati memandanginya. Cukupkanlah wajahmu bersama saudari- saudarimu sesama muslimah, yang tidak akan timbul fitnah diantara kalian... dan cukupkanlah ia untuk pengeran-pengeran surga kelak saat engkau jadi bidadarinya.

Wahai ukhti… jika engaku telah berhijab, maka tunduklah, sembunyilah dibalik ketakwaan, dan malulah kepada Allah pemilik jiwa kita. Jangan suguhkan kerelaan pada sepasang mata yang mengintai wajah dan kehormatanmu. Jangan biarkan semakin mengganasnya penyakit hati kami, para lelaki yang lemah iman ini . Janganlah engkau menjadi salah satu dari golongan wanita penyebab fitnah diantara kaum kami. Jangan pernah Ukhti!!.. karena yang demikian lebih suci bagimu dan bagi kami [Q.S. Al-ahzab : 53]!!

yg terakhir ukhti…, saat kita menikah nanti dan engkau melahirkan anak kita kelak, maka engkaulah ibu mereka. Engkau bertanggung jawab mendidik mereka, mengenalkan Allah dan syaritaNya sebagai bekal dunia - akhirat mereka dan kita. Tentu tidak mudah engkau pikul.., tapi tahu, ingat, dan istiqomahlah karena tanggungjwab dan perkara inilah yg menjadikanmu mulia dan berhak untuk ganjaran yang jauh lebih mulia yakni bakti mereka kepadamu 3x sebelum bakti mereka ke kami...,maka untukmu ukhti.., belajar, beramal, dan istiqomahlah!!

Share:

0 komentar:

Post a Comment