May 22, 2014

Nasehat ttg Kebenaran dari Reaksi Dekomposisi Ozon

Pada mata kuliah Kinetika Kimia, kami membahas mengenai Reaksi Non Elementer Dekomposisi Ozon. Reaksinya menarik, karena memberi nasehat yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari. Nasehat yang mengajarkan bagaimana cara membela dan memperjuangkan sebuah kebenaran. 

Nasehat itu yang akan dibahas dalam tulisan ini. Tapi sebelumnya, kita akan bahas video ini terlebih dahulu. Keduanya mempunyai pesan yang sama.


Dalam video ini, diceritakan seorang guru yang masuk kelas dan tiba-tiba menulis sesuatu yang salah di papan tulis.

2 + 2 = 5

Bukan saja salah, sang guru juga memaksa murid-muridnya menerima kesalahannya itu sebagai sesuatu yang benar. Yang menolak, justru akan dibunuh dengan cara ditembak. 

Tentu saja murid-muridnya kaget dan kebingungan. Sebagian mereka hanya diam dan manut saja menerima kesalahan gurunya. Hanya satu dua orang saja yang berani bereaksi. Inilah reaksi mereka:
  1. Pada menit 2.27, ada seorang murid yang berdiri. Yang lalu bicara dan membantah kesalahan gurunya. Tapi setelah dibentak, sang murid jadi ketakutan. Lalu diam dan kembali duduk.
  2. Pada menit 2.50, seorang murid yang lain berdiri. Dia bicara, membantah, dan berusaha menyadarkan teman-temannya. Dia tidak peduli dengan bentakan dan ancaman gurunya. Baginya, kebenaran harus diperjuangkan. Hingga akhirnya dia mati ditembak.
  3. Pada menit 6.47, tampak di pojok kelas, seorang murid tetap duduk tenang. Di bukunya dia tulis 2 + 2 = 4. Dia membantah kesalahan gurunya. Dia tulis yang benar tapi tidak bicara. Dia diam saja. Dia tidak mau ditembak seperti temannya barusan. Dia ingin tetap hidup.

Diantara ketiga murid itu, mungkin kita mengagumi murid yg ke-2. Yang rela mati demi memperjuangkan kebenaran. Bagi kita, dia adalah pahlawan, pembela kebenaran.

Tapi, kita tentu sepakat, bahwa pahlawan tidak harus dan tidak selalu yang mati. Jika semua harus mati, lalu siapa yang akan menjaga kebenaran?

Murid terakhir, yang duduk di pojok dalam video ini, telah memberi kita nasehat bahwa menjadi pahlawan tidak harus dengan cara mati. Terkadang seseorang menjadi pahlawan justru karena memilih hidup. Karena dengan hidupnya, dia punya tugas yang lebih berat.

Inilah nasehat video ini. Kita yang tahu kebenaran, tidak boleh tolol mati begitu saja. Jika masih memungkinkan untuk hidup, maka kita pilih tetap hidup. Harus ada orang yang tetap menyampaikan kebenaran, meski dengan cara "sembunyi-sembunyi".

***

Kembali ke reaksi dekomposisi ozon

Reaksi ini meliputi mekanisme berikut:
CFCl + hv => *CF + *Cl
*Cl + O₃ => *ClO + O₂
*ClO + O => *Cl + O₂

Reaksi ke-2 dan ke-3 merupakan reaksi siklik yang berulang terus menerus sehingga menyebabkan lapisan ozon O₃ di titik tertentu pada lapisan stratofosfer berkurang sangat cepat. Titik yang berkurang drastis adalah lapisan atas Antartika. Tiap tahun, lapisan ini berkurang membentuk lubang ozon seluas 26,88 km2.

Yang menarik, meski ozon di daerah antartika telah berada pada kondisi "sekarat". Hal itu tidak "memancing" ozon di daerah lain bermigrasi ke daerah antartika. Sesuai prinsip kesetimbangan, harusnya mereka bermigrasi. Tapi ternyata tidak. 

Mereka tetap bertahan di posisi masing-masing. Seakan tidak peduli, "tetangganya" telah berlubang.

Alasannya. Jika ozon di daerah lain bermigrasi "menolong" ozon di lapisan antartika, maka mereka juga akan "mati" akibat "kekejaman" radikal *Cl di lapisan itu. Ini yang sangat berbahaya bagi makhluk di permukaan bumi. Ozon adalah filter sinar matahari yang dengannnya makhluk bisa hidup dengan nyaman.

Jadi, biarlah ozon di tempatnya masing-masing. Tidak usah "setia kawan". Toh, bagi makhluk bumi, mereka tetap pahlawan, pahlawan yang memilih hidup.

Share:

0 komentar:

Post a Comment