May 22, 2014

yg Golput Terpaksa Ikut Memilih

Kebanyakan teman fesbuk saya adalah orang-orang yang tidak setuju dengan sistem demokrasi. Alasannya, karena sistem demokrasi mencari pemenang berdasarkan suara terbanyak dari sembarang orang. Siapa saja boleh memilih. Orang jahat dan orang baik punya suara yang sama dan setara. Kalo misalnya, kebanyakan pemilih adalah orang jahat, maka orang jahatlah pemenangnya.

Karena itu, kebanyakan teman fesbuk saya, biasanya secara terang-terangan menyatakan sikap golputnya dalam pemilu, termasuk dalam pileg kemarin.

Tapi, untuk pilpres tahun ini, sepertinya beda. Beberapa diantara mereka (termasuk saya), berencana akan memilih calon tertentu. Pertimbangannya benar-benar hanya karena terpaksa...,

Sebenarnya, diantara dua calon yang ada. Kami berhusnuzhon, keduanya orang baik. Mereka muslim dan berasal dari keluarga yang baik-baik. 

Hanya saja, orang-orang yang berada di belakang SALAH SATU diantara dua calon itu, membuat kami ngeri dgn nasib agama, bangsa, adik, dan keturunan kami kelak. Tampak sekali, popularitasnya hanya dimanfaatkan oleh orang-orang tersebut. Dan sayangnya, beliau termanfaatkan, nurut, dan menikmati saja.

Adapun calon yang satunya, terlihat lebih tegas dan punya pendirian. Dia punya kuasa atas keputusannya. Itu modal utama seorang pemimpin. Selain itu, calon yang satu ini lebih respect terhadap agama dan harga diri bangsa. Satu-satunya yang melemahkan beliau adalah persoalan masa lalu yg diduga pelanggaran HAM.

Saya pribadi tidak percaya dgn isu itu. Dari beberapa artikel, rekaman, dan pembicaraan yang saya simak, saya rasa itu hanya upaya meng-kambing hitam-kan beliau. Tapi taruhlah itu benar, maka jawabnya: 

"Masa lalu seorang pemimpin boleh saja buruk, asal masa depannya menjanjikan ketenangan bagi agama, bangsa, adik, dan keturunan kami. Daripada masa lalu seorang pemimpin yang baik, tapi masa depannya mengancam ketenangan agama, bangsa, adik, dan keturunan kami"
Share:

0 komentar:

Post a Comment